Sabtu, 28 Mei 2011

Fakta-Fakta Unik tentang Indonesia

1. Proklamator Kemerdekaan

Semua orang sepertinya tahu bahwa Soekarno dan Hatta adalah yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun sampai tulisan ini dibuat, tidak ada nama jalan “Soekarno-Hatta” di Jakarta, kota tempat dibacakannya proklamasi. Nama mereka pun baru diabadikan menjadi nama bandara 40 tahun setelah Indonesia merdeka. Lebih parahnya lagi, pemerintah baru secara resmi menyematkan gelar “proklamator” kepada mereka pada tahun 1986, atau 16 tahun setelah Soekarno wafat.

2. Ibu Kota
Belum ada negara di dunia yang berganti ibu kota selama empat kali dalam kurun waktu relatif singkat kecuali Indonesia, yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948), Bukittinggi (1948-1949), Jakarta (1950-sekarang).



3. Sepakbola
Sepakbola merupakan salah satu olahraga paling digemari di Indonesia, namun tim nasionalnya tidak pernah menang Piala Dunia FIFA. Hanya sekali tampil pada tahun 1938, itu pun bukan membawa bendera Indonesia, melainkan Hindia Belanda. Meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk paling banyak ke-4 di dunia dan Brazil di peringkat ke-5, namun prestasi sepakbola kedua negara tersebut berbeda jauh.



4. Hutan
Indonesia terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang luas. Hutan Indonesia yang luasnya mencapai 138 juta hektar merupakan tempat hidup bagi 11% spesies tumbuhan dunia, 10% spesies mamalia dunia, dan 16% spesies burung dunia. Meskipun demikian, Guinness World Records pada tahun 2008 menyematkan rekor pada Indonesia sebagai negara yang paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia, yakni kehilangan 1,8 juta hektar hutan setiap tahun.



5. Pulau


Dengan 17.508 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Disinilah 3 dari 6 pulau terbesar di dunia berada : Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Namun jangan heran bahwa hampir 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa, padahal luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah Indonesia. Uniknya lagi, ada empat pulau yang kedaulatannya dikuasai bersama-sama dengan pemerintah negara tetangga. Pulau Kalimantan secara administratif dikuasai tiga pemerintahan yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pulau Papua dikuasai Indonesia dan Papua Nugini. Pulau Timor dikuasai Indonesia dan Timor Leste, dan yang terakhir Pulau Sebatik dikuasai Indonesia dan Malaysia.

6. Angka
Penyebutan angka 1-9 dalam huruf Bahasa Indonesia mengandung misteri. Jika kita menjumlahkan dua angka yang huruf awalannya sama, maka hasilnya selalu sepuluh.
Berawalan S -> Satu + Sembilan = Sepuluh
Berawalan D -> Dua + Delapan = Sepuluh
Berawalan T -> Tiga + Tujuh = Sepuluh
Berawalan E -> Empat + Enam = Sepuluh
Bahkan Lima + Lima = Sepuluh

7. Latah


Latah merupakan penyakit syaraf yang gejalanya muncul ketika dikageti, atau tanpa sadar suka mengulangi perkataan atau gerakan orang lain. Selain di Indonesia, penyakit ini hanya ditemukan pada suku Ainu di Jepang, masyarakat gurun pasir di Gobi, dan sebuah suku di Perancis. Di Indonesia sendiri, awalnya penyakit ini hanya ditemui pada suku-suku di Pulau Jawa, Sumatera, dan pedalaman Kalimantan. Namun uniknya, lama-kelamaan latah di Indonesia dianggap keren dan menjadi trend, terutama di kalangan selebriti. Sebagian kaum selebriti memanfaatkan latah sebagai modal ketenaran atau ciri khas selaku entertainer.

8. Tanggal 17 Agustus


Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.

9. Menteri Orang Indonesia Asli
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Hal itu karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum Indonesia merdeka (17 Agustus 1945). Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu.
“Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir. Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).



10. Ramah


Selain karena keindahan alamnya, banyak wisatawan mancanegara memuji keramahan orang Indonesia. Berdasarkan survey The Smiling Report 2009, Indonesia adalah negara paling murah senyum di dunia. Indonesia, bersama Hongkong, juga dinobatkan sebagai negara yang terbaik dalam mengucapkan salam. Namun hal ini tidak diikuti dengan pengelolaan yang baik terhadap indutri pariwisatanya. Buruknya birokrasi dan tingginya tingkat korupsi juga sangat menakutkan bagi para investor untuk berbisnis di negara paling murah senyum ini.

11. Pusat Perbelanjaan
Jakarta sebagai ibu kota Indonesia memiliki tata ruang yang sangat sangat berantakan. Di kota ini berdiri 130 pusat perbelanjaan, terbanyak diantara kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Banyak wilayah di Jakarta yang tadinya direncanakan untuk kawasan hunian, konservasi, bahkan resapan air namun diubah menjadi pusat perbelanjaan.



12. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
Sampai tulisan ini dibuat, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang pernah keluar dari PBB. Bergabung pertama kali tahun 1950 sebagai anggota ke-60 PBB, kemudian Indonesia menarik keanggotaannya pada tahun 1965. Soekarno, presiden Indonesia saat itu sangat berang dengan keputusan PBB mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Lalu kemudian Soekarno mendirikan Conefo (Konferensi Negara-Negara Kekuatan Baru) sebagai tandingan PBB. Sebelum keluar dari PBB, Soekarno sempat menyampaikan pidato dengan berapi-api di Sidang Umum PBB yang isinya meminta agar badan dunia tersebut dipindahkan markas besarnya ke luar Amerika Serikat. Bukan hanya pidatonya saja yang berhasil mendapat berkali-kali tepukan tangan, namun Soekarno juga sukses menyelenggarakan Ganefo (tandingan Olimpiade versi Conefo) yang diikuti 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing. Saat-saat itulah terakhir kali Indonesia memiliki pemimpin superpower dan menjadi salah satu negara yang paling disegani di seluruh dunia.



13. Hewan
Indonesia memiliki kekayaan fauna yang luar biasa. Hewan purba yang masih hidup di Indonesia adalah komodo, kadal terbesar di dunia dengan berat 90kg dan panjang 3 meter. Terdapat juga ikan terkecil di dunia sebesar nyamuk yang ditemukan di Sumatera. Di Sulawesi masih hidup primata terkecil di dunia yang mirip monyet yakni Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Di pulau yang sama ditemukan pula ular terpanjang di dunia sepanjang 10 meter yaitu Python Reticulates.



14. Suku & Bahasa


Indonesia merupakan negara yang memiliki suku bangsa terbanyak di dunia, dengan lebih dari 740 suku bangsa/etnis, maka dari itu tidak heran bahwa Indonesia juga merupakan negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yakni 583 bahasa dan dialek. Sadar bahwa bentrokan antar etnis sangat berpotensi terjadi, maka pendiri Republik ini menyepakati semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” (yang artinya “Berbeda-beda tapi tetap satu juga”).

15. Ramalan Tentang Pemimpin
Indonesia termasuk negara yang kaya dengan dunia mistis alias gaib, termasuk soal ramal-meramal. Salah satunya tercatat nama Prabu Jayabaya, yang memerintah Kerajaan Kediri sekitar tahun 400-an Masehi. Dari sekian banyak ramalannya, yang sangat tersohor adalah ramalan tentang siapa orang yang akan memimpin Indonesia (baca: Presiden Indonesia).

Pemimpin pertama yakni Soekarno, digambarkan sebagai orang yang :
- memakai kopiah warna hitam (kethu bengi)
- sudah tidak punya ayah (yatim)
- suaranya menggelegar
- berkharisma
- bergelar serba mulia (Pemimpin Besar Revolusi dan Panglima Tertinggi ABRI)
- kebal terhadap berbagai senjata (sering lolos dari percobaan pembunuhan)
- punya kelemahan mudah dirayu wanita cantik
- tidak berdaya terhadap anak-anak kecil yang mengelilingi rumah beliau (mundurnya Soekarno karena di-demo para pelajar dan mahasiswa)
- sering mengumpat orang asing (anti imperialisme)

Pemimpin kedua yakni Soeharto, digambarkan sebagai orang yang :
- didukung oleh “Kartikapaksi” (ini lambang yang digunakan ABRI)
- memakai topi baja hijau atau tutup kwali lumuten (militer)
- kaya raya
- menjadi pemimpin dunia (Soeharto menggagas membentuk ASEAN, dimana konon menurut sejarahnya, ASEAN merupakan kesatuan dari kerajaan Majapahit)
- digantikan oleh “Raja dari negeri seberang” (Soeharto digantikan oleh BJ. Habibie yang berasal dari Nusa Srenggi, Sulawesi)

Setelah era kedua pemimpin tersebut, Jayabaya meramalkan akan muncul pemimpin yang digambarkan sebagai Raja yang :
- bergelar Satriya Piningit
- sudah tidak punya ayah-ibu
- telah lulus Weda Jawa
- bersenjatakan Trisula
karena ramalan-ramalan sebelumnya berupa kiasan, saya pun tidak mengerti siapa yang dimaksud dengan Satriya Piningit.

Ramalan Jayabaya yang tak kalah terkenalnya pula adalah 2 huruf akhir/sebagian kata nama pemimpin Indonesia yang dirangkum dalam sebuah kata NOTONOGORO. Dan hal itu sudah pula terbukti dengan 3 periode masa pemerintahan presiden Indonesia, yaitu: SoekarNO, SoeharTO, Susilo Bambang YudhoyoNO. Bagaimana dengan BJ Habibie, Megawati dan Gus Dur/Abdurahman Wahid?? 3 Presiden itu tidak dihitung karena tidak memerintah selama 1 masa pemerintahan penuh. Konon katanya seorang presiden yang akan menjadikan Indonesia makmur dan sejahtera, dipandang dunia dan dihormati adalah seorang presiden dengan huruf akhir “GO”. Siapakah dia?

Facts about Indonesia


General



It's not surprising that Indonesia's national motto is 'Unity in Diversity' since there are few places in the world that offer such cultural variety and geographical complexity as Indonesia.

Indonesia is the largest archipelago in the world with 18,108 islands (based on 2003 satellite imaging data), stretching along the equator for more than 5,000 km. Superimposed on the United States or Europe, Indonesia would stretch roughly from San Francisco to New York or from Madrid to Moscow. Nearly 60% of Indonesia's land is forested and a significant portion is mountainous and volcanic. Some mountains on Sumatra and Irian Jaya exceed 3,000 metres in height. Mt Merapi, on Java, is regarded as the most volatile of Indonesia's 500 volcanoes – 12% of which are still active!

Population

Indonesia is the fourth most heavily populated country in the world after China, India and the United States with 228 million people (2002), comprising some 300 ethnic groups who speak an estimated 583 languages and dialects. The majority is concentrated on Java , Bali and Madura (60%). A government transmigration policy resettles people on the less populated islands, and Indonesians have been alerted to the importance of only two children to a family to control the birth explosion.

The majority of Indonesians are of Malay descent. The major ethnic groups are: Javanese (45%), Sundanese (14%), Madurese (7.5%). Coastal Malays (7.5%) and others – Chinese, Indians (26%).

Religion

Indonesia is the biggest Islamic nation in the world, with Muslims forming about 90% of the population. Bali, however, is almost entirely Hindu and everywhere there are Buddhists and Christians. But, strangely enough, there is no official state religion – freedom of thought being guaranteed by the Constitution.

Language

There are more than 500 languages and dialects spoken in Indonesia, but it was Malay that was embraced as the national language – the language of unity – at the All Indonesian Youth Congress in 1928. Republicans had recognized for some time the important role that a common language might play in binding together the different religions and ethnic groups that comprised the East Indies. Malay had long been the lingua franca of traders in the archipelago and, importantly, it was not identified with any particular group. Most importantly of all, though, it was not a Javanese language. Before long it was being referred to as Bahasa Indonesia – the Indonesian language.

The main islands

With such a bewildering mosaic of cultures, landscapes and histories, it often makes more sense to break the country down into its constituent parts – Java, Bali, Sumatra, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Kalimantan and Irian Jaya (the western half of New Guinea).

Java

Java is the political, geographic and economic heart of Indonesia. Although the island covers only 6% of the country's land area, it has a population of 120 million – accounting for 60% of Indonesia's total population. This makes it one of the most densely populated islands on earth. Historically, Java has been home to Indonesia's most glorious kingdoms and has produced the archipelago's finest art and architecture, such as Borobudur and Prambanan. Today, it is the centre of political and economic power, generating more than half of the country's GDP and dominating Indonesia to such an extent that inhabitants in the Outer Islands decry the so-called 'Javanization' of their culture.

Don't miss:
The 18th century city of Yogyakarta, the cultural centre of Java.
Borobodur, over a thousand years old and one of the greatest Buddhist relics in South-East Asia. It is constructed of over a million and a half stones, with nearly 6 km of reliefs and 300 statues of Buddha.
Prambanan. The Hindu temples of Prambanan village are the best remaining examples of Java's period of Hindu cultural development and the second most impressive archaeological site after Borobodur
Genung Bromo (2,392m), an ancient crater with four peaks rising from it and the most popular climb in Java.

Bali

More tourists visit Bali than any other place in Indonesia. The island has gained a reputation as the exotic tropical island paradise par excellence – a reputation which dates from the early years of this century when artists began to visit the island and record its breathtaking beauty. With its majestic volcanoes, spectacular terraced rice fields, golden beaches and a rich and colourful culture, Bali is the jewel in the crown of Indonesia's tourism industry, though this was marred somewhat in October, 2002 when a bomb exploded outside a popular nightclub in Kuta, killing some 200 people and leaving hundreds more injured or missing.

Don't miss:
Kuta, Bali's largest and tackiest tourist beach resort. It has the greatest choice of hotels, restaurants, shops and nightclubs and the best beach – but also the worst traffic and street hawkers. So go somewhere else if you want a quiet, unspoilt tropical hideaway.
Ubud, the cultural centre of Bali.
The craft villages of Batubulan for stone-carvings, Celuk for silver, Sukawati for the art market, Batuan for painting and Mas for woodcarving.
A local cremation. These are dramatic affairs and tourists are often welcome.
The volcanoes Genung Agung and Genung Batur, plus the spectacular coast along Tanjung Bukit and Nusa Penida.
The temple of Puru Ulun Danu, one of the most important temples in Bali, dramatically situated on the rim of a crater.

Sumatra

Sumatra is the fourth largest island in the world and is over 2,000 km long. With a surface area of nearly 475,000 square km, it is twice the size of Britain and one third larger than Japan. Yet, despite its size, it supports less than 25% of the population of Indonesia.

Sumatra is an island with an extraordinary wealth of natural resources, abundant wildlife, Islamic and colonial architecture and breathtaking mountains, lakes and rivers and some of the finest national parks in the country.

Sumatra is also crucial to the Indonesian economy. It was in North Sumatra that Indonesia's first commercial oil well was sunk in 1871, and over 60% of the country's total petroleum and gas production comes from the island and the seas surrounding it.

Don't miss:
The Orang-utan Rehabilitation Centre just outside Bukit Lawang.
Genung Leuser National Park, one of the largest National Parks in Indonesia. There are tigers, rhinoceros, elephants and orang-utans, plus lots of primates such as gibbons and the white-breasted Thomas Leaf Monkey. There are also over 3,000 species of plants and 300 bird species.
Danau Toba, the largest lake in South-East Asia and one of Indonesia's most spectacular sights. It occupies the caldera of a giant volcano that collapsed in on itself after a cataclysmic eruption about 100,000 years ago. It covers an area of 1,707 square km and the water is 450m deep in places.
The hill town of Bukittinggi, 930m above sea level on the Ngarai Siank Canyon and surrounded by volcanoes. It is a centre for Minangkabau culture.

Nusa Tenggara

Nusa Tenggara means 'South-East Islands' and is quite different from the rest of Indonesia, It consists of over 500 islands, from Lombok in the west to Timor in the East. As you travel east, the drier it becomes. Compared with other areas of Indonesia, it is dry and barren – more like Australia than the jungle-clad tropics. The people are poorer than those elsewhere in Indonesia, and there are so many different languages and cultures that it's impossible to think of these people as one group. Only about 4% of the Indonesian population live in Nusa Tenggara.

Don't Miss:
Lombok, next-door neighbour to Bali. If you're looking for the quiet beaches, crystal clear water and white sand that you didn't find on Bali, then Lombok is the place to visit. It also has a towering volcano, Gunung Rinjani and interesting crafts.
Komoda and Rinca islands, home of the famous Komoda dragons – 3m long and weighing 100kg – the largest lizards in the world.
Sumba, which has the most intact traditional culture in Nusa Tenggara. It is best-known for its spectacular ikat weaving, fascinating megalithic tombs and the annual often-violent Pasola festivals which involve mock battles between teams of armed horsemen.
The volcanic island of Flores, famous for the spectacular crater lakes at Kelimutu which change colour every now and then. (Nobody can explain why!)

Sulawesi

Formerly known as the Celebes, Sulawesi lies between Kalimantan and Maluku. A glance at any map of Sulawesi immediately highlights the island's strangest attribute – its shape. The island has four 'arms' which radiate from a mountainous core and it has been described as looking like an orchid, a deformed spider, a giant crab and even a mutant starfish! Despite covering an area nearly as great as Britain, no place is more than about 40 km from the sea. It is the third largest of the so-called Greater Sundas, with a land area of 227,000 square km and a population of 13 million.

Don't miss:
Tana Toraja, home of the Toraja people and Sulawesi's most popular tourist attraction. The Toraja people are famous for their unique culture, distinctive architecture and colourful ceremonies – in particular their burial practices.
Lore Lindu National Park. Covering an area of 250,000 hectares, this large and remote national park has barely been touched by tourism. It has a wide range of habitat and is most famous for its huge variety of birds.
Danau Poso, Indonesia's third largest lake, with its famous annual Festival Danau Poso in late August. Villagers from far-afield gather for a colourful celebration of culture, with dancing, song, traditional sports and other activities.
The reefs around Pulau Bunanken for some of the best diving and snorkelling in Indonesia.

Maluku

Maluku, formerly known as the Moluccas, is not so much a province as an archipelago. It sprawls across 851,000 square km, of which only one tenth is land, and consists of over 1,000 islands. Their total population is only 1.9 million.

Although the islands are very much at the edge of the Indonesian world, both geographically and economically, they are historically extremely significant. These were the fabled 'Spice Islands' to which Indian, Chinese, Arab and later, European traders, came in search of the cloves and nutmeg which grew only there.

Don't miss:
The Banda Islands, with magnificent forts, a volcano, stunning coral reefs and beaches and the ideal place for diving and snorkelling.
The Kai Islands (also known as the 'Thousand Islands') with some of the best beaches east of Bali.

Kalimantan (Indonesian Borneo)

Kalimantan is a huge, thinly-populated territory of swamps, jungle, mountains and rivers. Borneo, of which Kalimantan forms the major part, has always held a mystical fascination for westerners. It was a vast, isolated, jungle-covered island, where head-hunters ran wild, and which, if romantic myths were to be believed, was rich in gold and diamonds. It is the third largest island in the world (after Greenland and New Guinea) and is divided between three countries – Indonesia, Malaysia and Brunei. Kalimantan's 549,000 square km (nearly 30% of Indonesia's total land area) has just 5% of the country's population (about 9.5 million), most of which is concentrated in a handful of coastal cities. The interior is populated by various Dayak tribes, whose villages are scattered along the riverbanks. Although Kalimantan has huge tracts of virtually uninhabited land, parts of the island are heavily industrialized and it is the main producer of oil and timber in Indonesia.

Kalimantan is one of the least visited parts of Indonesia, so it's a great place to 'get off the beaten track' and for those who like their travel 'rough'!

Don't miss:
The Orang-utan Rehabilitation Centres at Tanjung Harapan and Camp Leakey within Tanjung Puting National Park. These are probably the best in Indonesia.
River travel along the Sungai Mahakam (Mahakam River).
The floating market at Banjarmarsin on the Barito River. (There are plenty of food canoes as well!)

Irian Jaya

Irian Jaya comprises the western half of the island of New Guinea – the world's largest island after Greenland. It is Indonesia's largest, most remote, and least populated province, with large areas yet to be explored. The province is also one of the country's newest and was only 'acquired' after the Dutch surrendered control of it in the 1960s.

Irian Jaya has a population of under 2 million, and is nearly twice the size of Britain and three times larger than Java and Bali combined. It contains the highest mountain in Indonesia – Puncak Jaya (5,050 m) which is usually snow-capped. Since the province is covered in vast tracts of remote and rugged country, travelling here is a serious proposition with many areas only accessible on foot. (And you will definitely need a guide!)

Don't miss:
Baliem Valley. This is Irian Jaya's major tourist attraction with its unique culture and trekking opportunities. The Dani people live here and Dani men still wear penis sheaths despite the government's campaign in the 1970s to eradicate them.
Pulau Biak, popular for its beaches, diving and Second World War relics.
The Asmat region, a huge area which remains almost completely undeveloped and one of the truly unexplored regions left in the world. Home of the Asmat people, famous for their wood-carvings.

Kamis, 05 Mei 2011

Pentingnya Menjaga Stabilitas Rupiah

Jakarta, 04/05/2011 MoF (Fiscal) News - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyampaikan, bagi Indonesia, penguatan mata uang Rupiah memang penting, namun yang paling penting adalah menjaga stabilitasnya. Demikian disampaikan Hatta saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Rabu (04/05).

Hatta menyampaikan, kestabilan Rupiah penting bagi para pengusaha untuk bisa membuat perhitungan. “Sebagai Menko Perekonomian, saya harus melihat penguatan Rupiah ini sebagai sesuatu yang baik,” ungkapnya. Menurutnya, sektor impor tidak perlu dikhawatir secara berlebihan. “Karena kalau kita bedah dari impor kita yang meningkat itu, terutama disebabkan bahan baku impor yang tinggi,” katanya.

Hal tersebut tercermin dari gejala meningkatnya pertumbuhan industri. “Artinya tidak betul juga kalau suatu asumsi adalah industrialis beralih kepada importir karena pertumbuhan industri kita diatas lima persen bahkan bisa mencapai enam persen,” tukas Hatta.

Dikemukakan Hatta, pemerintah optimis bahwa pada 2014 mendatang, pertumbuhan investasi Indonesia bisa mencapai double digit. “Kita optimis bahwa 2014 akan double digit, bukan hal yang tidak mungkin , melihat tren yang begitu tinggi minat investor untuk masuk ke industri manufaktur di Indonesia,” tukasnya. (sgd)

BPS: 6,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2011

Jakarta, 05/05/2011 MoF (Fiscal) News - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 6,5 persen pada triwulan I-2011 (Year on Year). Demikian disampaikan Kepala BPS Rusman Heriawan, di gedung BPS, Kamis (5/5). Dibanding triwulan IV-2010, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) telah meningkat sebesar 1,5 persen (q-to-q).

“Jadi 6,5 persen year on year, dan 1,5 persen q-to-q,” katanya. Rusman menambahkan, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran atau nilai nominal PDB sebesar Rp1.732,3 triliun. Sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi ini adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, keuangan, real estate, dan sektor jasa keuangan.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 18,1 persen. “Sedangkan untuk year on year pertumbuhan ekonomi indonesia ditopang oleh hampir semua sektor,” katanya.(ak)

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Tetap Terjaga, PDB 2011 Bisa Capai Rp 7.400 T

Jakarta, 05/05/2011 MoF (Fiscal) News - Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2011 dapat mencapai Rp7.400 triliun. “Dengan pertimbangan ekonometrika, kira-kira PDB kita ditahun 2011 bisa mencapai Rp7.400 triliun. Ini kita bicara nominalnya saja,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan di gedung BPS, Kamis (05/05).

Pihaknya mengakui bahwa memang hasil proyeksi ini masih terlalu dini. “Dinamika ekonomi tentu akan terus berlangsung selama tahun 2011 ini. Namun dengan modal satu triwulan ini, kita dapat proyeksikan keseluruhan tahun 2011,” imbuhnya. Bahkan Rusman mengilustrasikan, PDB perkapita Indonesia di tahun 2011 bisa mencapai Rp30,7 juta.

“Jika jumlah penduduk kita 241 juta maka PDB bisa sampai pada angka Rp30,7 juta per kapita di 2011, atau 3.550 Dollar AS. Asalkan kurs kita bisa stabil ditingkat Rp8.800 per Dollar AS," ucapnya. Rusman menekankan, capaian ini dapat terwujud jika pertumbuhan ekonomi kedepan dapat terus terjaga dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

BPS juga memproyeksikan, hingga akhir tahun kurs Rupiah terhadap Dolar AS berada di kisaran Rp8.850 per Dolar AS. Sebelumnya Rusman mengatakan, pada triwulan I-2011 nilai nominal dari PDB Indonesia mencapai Rp1.732,3 triliun.(ak)

Yuk Dukung Agnes Monica Jpop Awards 2011



Kiprah musik Indonesia di mata internasional semakin terbuka. Baru-baru ini dua diva Indonesia Agnes Monica dan Anggun C Sasmi sukses masuk ke dalam nominasi gelaran Jpop Asia International Music Awards 2011.
Agnes Monica sendiri mendapat sorotan yang cukup bear dalam ajang ini, pasalnya pelantun tembang Godai Aku Lagi ini masuk dalam 5 nominasi sekaligus yakni Most Favorite Artist/ Band, *CensureBlock* Female Singer, Most Want-to-be Girlfriend/ Boyfriend, Best Musical Ability dan Most Favorite Artist/ Band. Nggak hanya itu saja, Agnes juga akan bersaing dengan penyanyi ternama lainnya seperti Utada Hikaru, Ayumi hamazaki, Zhang Liyin, BoA. Andy Lau hingga Hyde. Gokil!
Sistem pemilihannya pun dilakukan melalui polling online yang terdapat dalam situs www.jpopasia.com . Yang pasti jangan sampai ketinggalan untuk dukung dua diva jagoan Indonesia ini ya. Untuk mendukungnya, klik langsung di sini .

Dukung Indonesia Menjadi Pemimpin ASEAN 2011

Jakarta ( Berita ) : Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring di Jakarta, Senin [04/04] , minta media mendukung promosi kegiatan ASEAN khususnya saat Indonesia menjadi ketua pada 2011.
“Indonesia menjadi Ketua ASEAN 2011 sehingga akan banyak pertemuan di Indonesia, jadi perlu bekerja sama dengan media untuk sosialisasi kegiatan tersebut,” katanya dalam acara “Chief Editor Meeting” tentang peran dan dukungan media terhadap keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2011.
Tifatul mengatakan, dengan hampir 600 rencana kegiatan sepanjang 2011, masyarakat perlu terlibat sekaligus merasakan langsung manfaat kegiatan-kegiatan tersebut khususnya dari segi ekonomi.
“Misalnya dalam acara ASEAN Regional Forum Disaster Relief (ARF DiREx) di Manado bulan lalu, hampir 3.000 orang delegasi hadir, artinya semua pihak harus siap, termasuk sektor pariwisata supaya Indonesia dikenal masyarakat internasional,” tambahnya.
Ia mengakui bahwa ASEAN masih kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia dan Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki tanggung jawab untuk memperkenalkan ASEAN namun tetap membutuhkan dikungan dari semua pemangku kepentingan, termasuk media.
“Saya dalam beberapa kesempatan menghimbau agar disajikan keberimbangan informasi, memang terdapat fakta adanya kerusuhan di beberapa daerah namun kan juga ada prestasi yang dicapai, jadi saya minta keberimbangan antara berita fakta dan berita positif,” ucapnya.
Menurutnya, sayang bila Indonesia dipandang sebagai negara yang kurang aman oleh negara lain sehingga mengurungkan niat untuk melakukan investasi atau berkunjung ke Indonesia karena berita yang kurang berimbang.
Dalam kesempatan yang sama, Direaktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Andri Hadi mengatakan bahwa pemahaman mengenai ASEAN masih terbatas untuk kalangan menengah atas.
“Pemahaman ASEAN memang masih berada di masyarakat menengah atas, sementara kalangan menengah bawah dan yang berada di daerah masih perlu ditingkatkan, tanpa keterlibatan media sulit untuk menjangkau rakyat Indonesia mengenai ASEAN,” katanya.
Ia mengatakan, sejauh ini sudah ada bentuk kerja sama yang dilakukan Kemlu dengan media mengenai ASEAN seperti membuat rubrik ASEAN di beberapa media cetak, namun untuk televisi masih dicari bentuknya.
“Perlu ada strategi kehumasan yang tepat, terutama menjelang KTT ASEAN pada 7-8 Mei 2010, termasuk dengan memasang baliho-baliho ASEAN di Jakarta menjelang KTT itu, namun tentu perlu mencari aktivitas konkrit lainnya demi menumbuhkan rasa memiliki ASEAN dalam masyarakat,” jelasnya,
Guna mendukung target tercapainya Komunitas ASEAN 2015, Keminfo sudah meluncurkan situs www.aseancommunityindonesia.org perisi program-program ASEAN selama Indonesia menjadi ketua.
“Isinya bukan hanya mengenai rapat namun semua kegiatan ASEAN termasuk sosial budaya yang menekankan keterlibatan masyarakat untuk mencapai komunitas ASEAN 2015,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Keminfo, Freddy H. Tulung.
Ia mengaku terdapat beberapa acara ASEAN yang berbasis komunitas seperti ASEAN Jazz Festival, ASEAN Culinary Festival dan juga ASEAN Journalist Meeting yang saat ini diketuai oleh Direktur Perum LKBN ANTRA Ahmad Mukhlis Yusuf.
“Masyarakat harus siap dengan Komunitas ASEAN 2015, bila tidak, masyarakat sendiri yang akan kesulitan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sudah menerbitkan Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2011 pada 21 Maret 2011 mengenai keikutsertaan hampir semua lembaga pemberintah untuk menyukseskan ASEAN,” jelasnya.
Direktur Jenderal ASEAN Kementerian Luar Negeri, Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa dengan makin banyaknya pertemuan ASEAN di Sekretariat ASEAN di Jakarta maka Jakarta dapat menjadi ibukota ASEAN seperti Brussel yang menjadi ibukota Uni Eropa.
“Banyak hal yang dapat diperoleh Indonesia dengan menjadi ketua ASEAN, termasuk Jakarta yang menjadi lokasi Sekretariat ASEAN, hanya tinggal menunggu waktu Jakarta menjadi ibukota diplomatik dan tentu mendorong laju perekonomian,” katanya.
Perhimpungan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) merupakan organisasi yang berdiri pada 8 Agustus 1967 dengan beranggotakan Brunei Darusalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Pada 15 Desember 2008, ASEAN mengesahkan Piagam ASEAN yang di dalamnya disepakati bahwa pada 2015 akan membentuk suatu Komunitas ASEAN yang terdiri atas pilar politik, ekonomi, dan sosial budaya.